Tags

, ,


Perubahan Iklim adalah isu besar sejak digulirkan oleh Al Gore, wakil presiden Amerika Serikat (periode 1993-2001) dari partai Demokrat. Gaungnya telah menggairahkan semua lini untuk peduli atau setidaknya melirik dan mencoba merasakan “climate change” itu adalah “binatang apa”.

Perubahan iklim yang tengah terjadi menjadikan dua kubu yaitu yang pro dan kontra akan isu ini. Yang pro menunjukkan berbagai hasil riset yang menunjukkan fenomena ini, sedangkan yang kontra tetap menganggap kewajaran yang terjadi berdasarkan proses “earth healing” yang telah terjadi ribuan tahun.

Saat mondok di kampus Michigan State University pun saya selalu dihadapkan pada pendapat-pendapat cadas mengenai isu ini. Ada profesor yang bahkan pernah mendapatkan nominasi nobel terkait perubahan iklim, dan juga prodesor yang terus menyuarakan perubahan-perubahan iklim yang terkadang tidak kami rasakan dikehidupan sehari-hari.

Pada hari Sbtu, tanggal 30 Oktober 2021, saya mendapat kehormatan untuk bincang-bincang bersama beberapa narsum pada tajuk “What’s After the Pandemic: Kemanakah Arah Aksi Reduksi Emisi Karbon Indonesia Akan Dibawa?”. Acara menarik ini diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas BHUMI (Bersama Menghijaukan UM dan Indonesia) @dari_bhumi Universitas Negeri Malang.

Dihadiri oleh sivitas UM dan para hadirin lain yang berkisar 100 orang dan para narsum yang keren: bapak Prof. Achmad Sjarmidi dan mbak Svetlana, menjadikan diskusi yang terbentuk menjadi fokus dan menarik. Juga kepiawaian moderator mbak Bella @rosbellanagatha yang menggali dan merangkum dengan cerdas mampu memperkaya diskusi ini.

Mudah-mudahan apa yang telah dihadirkan pada bincang-bincang ini membawa arti bagi kita semua.

Rekaman acara bincang-bincang Perubahan Iklim pada 30 Oktober 2021.

Terima kasih untuk UKM BHUMI dan Civitas Universitas Negeri Malang atas acaranya yang menarik ✌😊👌