Saat sebagian (besar) pertokoan dan pusat perbelanjaan ramai dengan acara menyambut tahun baru China, salah satu lokasi serupa mempunyai acara yang lain sama sekali, yaitu rangkaian acara menyambut kedatangan Andalas. Pesohor seperti apakah Andalas sehingga “mengalahkan” kehebohan barongsai..? Andalas saat ini memang tengah menjadi pesohor kelas dunia, terutama dikalangan penyinta dan pemerhati spesies langka. Andalas ternyata “hanyalah” seekor Badak.
Pada tanggal 13 September 2001, dua hari setelah kehacuran gedung kembar di pusat kota New York, lahir seekor bayi jantan Badak Sumatera di kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat. Bayi yang terlahir berbobot sekitar 32 kg, diberi nama Andalas yang merupakan nama asli dari Sumatera. Induk Andalas adalah badak betina Emi dan badak jantan Ipuh, keduanya berasal dari Bengkulu.
Badak Sumatera adalah jenis badak paling primitif. Ukurannya paling kecil dibandingkan dengan badak lainnya. Badannya ditumbuhi rambut, senang berkelana di hutan-hutan lebat.
Acara yang berlangsung di Botani Square, Bogor, berlangsung sejak Sabtu hingga Minggu 17 – 18 Pebruari 2007 mempunyai ragam acara yang cukup mengena berbagai kalangan usia terlihat mampu menyedot perhatian dan keterlibatan pengunjung. Pameran poster badak, tapak kaki, belulang badak, sekaligus jerat badak yang merupakan salah satu alat pemercepat pemusnahan spesies ini ditampilkan disini. Ada juga bincang-bincang tentang badak, pemutaran film badak dan juga peragaan tari Reog Badak dari Way Kambas, Lampung. Way Kambas adalah Taman Nasional di Provinsi Lampung yang akan menjadi rumah baru si Andalas.
Kurang dari 300 ekor Badak Sumatera hidup di dunia, dan sekitar 200 ekor diantaranya berada di Indonesia. Tahun 1889 di kebun binatang Calcuta, India, pernah memiliki pasangan badak Sumatera yang juga berhasil kawin dan melahirkan. Setelah 112 tahun, kelahiran Andalas adalah pemecah kebekuan serentetan peristiwa kegagalan upaya penagkaran badak Sumatera sebelumnya.
Pengenalan badak pada anak-anak juga tak terlewatkan. Kegiatan yang menarik adalah pembuatan patung badak dari tanah liat yang dipandu oleh para petugas. Anak-anak, juga orang dewasa, dipandu bagaimana membuat bentuk badak dari tanah liat, dari mulai membuat bentuk badan, kepala yang bercula, kaki, dan ekor. Menyenangkan tentunya. Jika telah selesai maka patung akan ditempel secarik kertas dengan nama pembuat dan juga umurnya. Tempelan kertas ini tidak terlihat pada hasil karya orang dewasa, mungkin malu (pada badak) untuk menuliskan umurnya…
Ada juga lomba menggambar dan mewarnai dengan tema utama tentang Badak. Kegiatan ini dipandu oleh mas Koen dan diikuti oleh umum tetapi terbatas untuk anak-anak taman kanak-kanak. Penggambaran dimulai dengan bentuk dua lingkaran yang akan menjadi dasar bentukan badan dan kepala. Penekanan pada bentuk cula juga dilakukan karena cula adalah salah satu daya tarik spesies ini. Karena badak makanan utamanya adalah dedaunan tropis, maka sebagai latar belakang didominasi oleh gambar tanaman. Pewarnaan kemudian diserahkan pada masing-masing peserta. Dan segeralah terlihat warna-warni badak, dari warna coklat, hitam, ungu, dan bermacam warna lainnya.
Sejak Juni 2003 Andalas pindah ke kebun binatang Los Angeles untuk memeri ruang kepada calon bayi baru di kebun binatang Cincinnati. Saat itu Emi telah hamil lagi seekor bayi badak betina, yang kelak sang bayi yang lahir pada Juli 2004 diberi nama Suci.
Direncanakan, pada tanggal 20 Pebruari 2007 ini, Andalas akan kembali ke tanah airnya, Sumatera, dan ini adalah peristiwa pertama kali seekor badak Sumatera hasil penangkaran akan kembali ke tempat asalnya.
Penyelenggara penyambut Andalas, yang terdiri dari “komunitas Badak” antara lain: Dephut, Los Angeles Zoo, Cincinnati Zoo & Botanical Garden, Yayasan Suaka Rhino Sumatera, International Rhino Foundation, Taman Safari Indonesia, Yayasan Mitra Rhino dan Taman Nasional Way Kambas, juga menyediakan sebentang kain untuk ditulisi oleh pengunjung tentang kedatangan Andalas. Juga disediakan pendaftaran untuk menjadi komunitas penyinta badak dengan menyantumkan alamat email untuk berkomunikasi antaranggota.
Kegiatan Sabtu – Minggu kali ini penuh dengan badak… Dan anak-anak menikmatinya… That’s the point… : )
Selamat datang Andalas…!
Andi Siswanda said:
Wow KEREN! salut! aku baru tahu ternyata mas punya site sendiri. Aku pengen sekali bisa seperti ini. Kami di sabang sekerang dah punya internet gratis.. hehee lumayan lah dr pada telkomnet.
Bye..
Andi
putri said:
Semoga di habitatnya jg bisa berkembang dengan baik.
Moga2 gak trus mati setelah balik ke habitatnya lagi 😉
Bukan apa2 sih… kadang bukan cuma habitat yg penting, dengan perlakuan yang diperoleh sebelumnya binatang jg sensitif mengalami perubahan.
Alto said:
si Alta ama Adik nya sempat liat Badak kan? Bapak nya pasti ikut mewarnai Donk? heheheeh
httsan said:
#1. bang Andi, selamat untuk akses inet-nya yang semakin ok.
#2. mbak putri, semoga harapannya tercapai. andalas dapat rumah baru yang sesuai dan bisa mempunyai keturunan sesuai harapan… jadi badak sumatera akan tetap ada…
#3. bang alto, mau ikut mewarnai badak…? : )
Marcellus Adi CTR said:
Mas Hartanto, saya lupa apakah kemaren di pameran kita bertemu, tapi Salam kenal. Boleh saya panggil mas, ya? Saya marcel yang dipercaya jadi penanggung jawab di SRS Way Kambas dan menyelenggrakan pameran di Botani Square. 20 feb jam 5 sore di Sukarno Hatta dan 21 feb jam 7.30 di way Kambas: kami baru saja menerima Andalas, dia selamat dan sehat setelah menempuh perjalanan selama 50 jam di pesawat dan 12 jam lewat darat dari Jakarta ke SRS. Saya gembira sekali dan terharu membaca “Menyambut Andalas” ini karena sungguh surprise buat kami yang baru pertama kali ‘go public’ tentang konservasi badak, ternyata banyak orang sangat antusias ingin mengetahui tentang badak. Terutama seperti Mas Hartanto yang bahkan menulis khusus tentang pameran itu. Kami sendiri malah belum sempat membuatnya. Cerita tentang kedatangan Andalas sekarang ini banyak sekali di internet bila kita search ‘badak andalas’ atau ‘andalas rhino’ karena 2 hari ini banyak sekali media yang meliput. Saya harap kita bisa bekerja sama di lain kesempatan untuk terus mengkampanyekan pentingnya konservasi badak. Terima kasih.
httsan said:
#5. Pak/mas Marcel, mungkin kita ketemu tapi tentunya belum saling tahu ya. Syukurlah Andalas sudah sampai di rumah barunya, tempat lahir orang tua dan nenek moyangnya.
dalam kampanye, faktor yang sifatnya bisa membuat kesan mendalam itu yang penting kan..? dan anda beserta rekan-rekan cukup berhasil, setidaknya demikian yang saya lihat di Botani Square… selamat…!
dan mengenai Way Kambas, saya pernah hidup dekat dengan situs tersebut semasa kecil. bukankah Way Kambas dulu terkenal dengan Gajahnya? yang sempat ikut main bola di Senayan..? sekarang sudah bertambah penghuninya dengan badak… bakal diajari main bola juga kah..? hehehe…
dalam batas kemampuan saya, senang sekali rasanya kalau bisa terlibat dalam kegiatan konservasi ini…
tetap semangat…! : )
httsan said:
Wah, di Koran Tempo hari ini, Jumat 23 Peb 2007 (juga di Tempo Interaktif) ada kisah perjalanan Andalas, dan juga tugas-tugas khusus yang telah menunggunya…
: )
yanky Agung Wahyudi said:
Dear Mas Hartanto..
Mas Hartanto, Trim’s atas perhatian yg Mas berikan pada acara “Welcome Andalas” yg telah kami selenggarakan bersama seluruh teman-teman dan para pemerhati Badak..Tak ayal, Kami pun sebagai panitia secara pribadi sangat terkesima saat melihat animo masyarakat yang begitu besar terhadap satwa terancam punah ini..Snada dengan comment yang Pa Marcell berikan kepada Anda, Kami sangat terharu dengan coretan Mas Hartanto di Halaman Web ini..Smwa ini akan menjadi spirit bagi Kami untuk tetap konsisten dalam upaya melestarikan salah satu Mahluk Eksotik Ciptaan Tuhan YME di bumi pertiwi ini..Bantu dan doakan Kami semua ya Mas, kapan-kapan kita harus bersua dalam rangkaian acara pelestarian Badak Indonesia di waktu yang akan datang..Always Keep in touch ya Mas..
Lestari BadakKu, Lestari Hutan TropisKu, Lestari Bumi IndonesiaKu!!
Salam Hormat Kami..
httsan said:
#8. mas Agung, salam kenal.
hari-hari ini “badak” menjadi nama binatang paling sering terucap oleh anak-anak saya di rumah … : )
sukses selalu untuk anda dan “tim badak”-nya.
: )
Koen Setyawan said:
Blognya keren. Boleh link?
httsan said:
#10. mas Koen, monggo… : )
arin said:
waaaaaa,… menakut kan….!
Pingback: Film kelahiran si Harry « Catetan kecil httsan