Berapa kali kita mendengar adzan, seruan/ajakan menunaikan sholat, dalam sehari..? Dalam kondisi normal, kita hanya mendengar lima kali, sesuai dengan kewajiban harian sholat wajib. Dalam kondisi lain kita bisa mendengar lebih dari itu, misalnya saat adanya gerhana matahari atau bulan, atau saat beberapa kasus khusus lainnya terjadi. Tetapi sadarkah kita bahwa adzan dikumandangkan umat muslim dengan tak pernah putus selama sehari penuh..?
Saat meniti perjalanan ke belahan dunia lain, Oktober tahun 2008 lalu, kesadaran ini kembali muncul dan mengingatkan bahwa adzan selalu berkumandang setiap saat, dan tak pernah berhenti. Yang mengingatkan adalah perjalanan yang seolah berpacu dengan kehadiran sinar matahari.
Start saat matahari telah terbenam di Bandara Soekarno-Hatta, kemudian mampir sebentar di Kuala Lumpur International Airport, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke bandara Heathrow London. Sesaat sebelum mendarat terlihatlah garis fajar yang telah nampak di arah timur.
Bumi berputar pada porosnya, dengan kemiringan sekian derajat terhadap bidang orbit. Disaat bersamaan, tanpa kenal waktu, matahari memberikan sinarnya pada semua benda di sekelilingnya, termasuk bumi. Peristiwa ini menyebabkan bagian permukaan bumi yang tengah menghadap ke matahari akan terkena sinarnya, yang kita namakan “saat siang hari”. Sebaliknya permukaan bumi yang tidak terkena sinar matahari kita sebut dengan “saat malam hari”. Karena bumi berputar pada porosnya tadi, maka seluruh permukaan bumi akan terkena sinar matahari pada waktu yang teratur. Garis hayal yang membatasi “siang” dan “malam” adalah garis saat fajar (disatu bagian) dan garis saat senja (dibagian lain). Kedua garis ini, tanpa sengaja, akan menyapu seluruh permukaan bumi sebagai akibat dari bumi yang berputar tadi.
Pernahkah kita merasa perbedaan sinar matahari saat kita berada di tengah lapang dan saat itu ada awan yang bergerak diatas kita. Ada area terang dan gelap yang merupakan batas terhalangnya sinar matahari oleh awan yang tergambar di permukaan tanah lapang tadi. Ini kondisi yang hampir sama di saat fajar ataupun senja, walau peristiwanya sangat berbeda.
Sadarkah kita saat “sang waktu” berada di sekitar “garis fajar” adalah saat sholat Subuh, demikian pula saat “sang waktu” berada di sekitar “garis senja” adalah saatnya sholat Maghrib..?
Sadarkah kita bahwa “garis fajar” dan “garis senja” tadi akan terus “berjalan” menyapu permukaan bumi tanpa henti kecuali perputaran bumi berhenti..?
Ini artinya adzan saat Subuh dan adzan saat Maghrib terus berkumandang di udara dan bergerak secara sangat teratur “mengelilingi bumi”… Saat adzan selesai dikumandangkan di satu titik maka segera akan disusul oleh adzan di titik yang lain, dan terus dan terus dan terus…
Bagaimana dengan adzan untuk tiga waktu sholat wajib lainnya, yaitu Dzuhur, Ashar, dan Isya..? Waktu sholat wajib mengikuti jam matahari, sehingga waktunya sangat tergantung pada posisi lintang dan bujur lokasi tersebut dan relatif terhadap “posisi” sinar matahari yang mengenai bumi. Sehingga logika waktu “pergerakan” adzan pun di permukaan bumi akan sama dengan saat waktu Subuh dan Maghrib.
Gelombang adzan tidak akan terputus mengelilingi bumi, dalam waktu matahari, yang relatif terjaga dengan sempurna.
Bayangkan, seandainya kita terbang pada ketinggian tertentu dan berlawanan arah dengan perputaran bumi, pada kecepatan relatif sama dengan kecepatan perputaran bumi, dan kita berada tepat diatas “garis senja” atau “garis fajar”, maka kita akan dengarkan selalu kumandang adzan tak pernah henti. Dan seandainya kita bisa saksikan jemaah muslim bershaf-shaf sedang melakukan ibadah wajibnya, maka kita kan melihat “keindahan beribadah” yang tiada putusnya di seluruh permukaan bumi ini.
Kumandang adzan tidak akan pernah terputus mengelilingi bumi dalam lima waktu utama, dan (mungkin baru akan) terhenti saat bumi berhenti berputar… itulah saat akhir dari kehidupan manusia.
Maha Besar Allah dengan segala kesempurnaan ciptaanNya.
—–
Video berikut ditambahkan pada Desember 2014:
anakkutu said:
nais posting Pak. membuka apa yang sebelumnya tak terpikir 🙂
handoyono said:
sesuatu yg berjalan terus-menerus…walaupun luar biasa …akan dianggap biasa-2 saja. Dan sebaliknya..sesuatu yg biasa, tapi karena jarang terjadi ..akan dianggap luar biasa !
Noonathome said:
Bagus mas! Yg saya sering bingung adl waktu shalat saat di pesawat utk perjalanan jarak jauh, apalagi kalo berbeda dgn arah putaran bumi. Apalagi kalo perjalanan malam hari
httsan said:
mbak, kalau saya gak salah, ada aturan “wajib” dalam kondisi tertentu. tetapi kalau mau tetap melaksanakan ya bisa aja kita buat “tabel konversi waktu”. dengan bantuan panel posisi dan tabel tadi bisa kita tentukan waktu sholat relatif terhadap posisi saat itu.
ontohod said:
dapet pengetahuan baru lagi sayah
Koen Setyawan said:
Itu elang foto yang di Halimun ya?
httsan said:
bukan mas. yg di halimun kejauhan.
FaLLa said:
saya masih belum pernah yang namanya sholat di atas pesawat (naik aja belum) atau kendaraan umum lain..
ga sreg ajah pak rasanya..
hehehhe
fandy said:
info yg bagus mas..
wiwien said:
sedang blogwalking dan kembali terharu membaca posting ini…
tersadar pertama di adzan nya metro tivi…dia nunjukin ini juga…
😉
salam,
wiwien
Redha Arrahman said:
subhanallah
amas s said:
Subhanallah…..inilah salah satu bukti kekuasaan sang Khaliq
yuhi novantri said:
allah huakbar
allah huakbar
allah maha besar
tiada tuhan yang patut disembah selain ALLAH SWT.
telah nyata kebesaran-NYA.
didim said:
Allahu……………………. 🙂
dyah sulistya said:
Subhanallah, artikelnya bagus ekali…ijin copy paste ya…
dyah sulistya said:
Subhanallah, artikelnya bagus sekali…ijin copy paste ya…
ayu mustika said:
ALLAH tau apa yang terjadi di muka bumi..sedemikian MAHA HEBAT sehingga perjalanan waktu terus beriringan..slam dari ayu mustika..nitip info gan,barang x bermanfaat!!!
http://www.batu-mustika.indonetwork.co.id