Tags

, ,


Pojok GentAlhamdulillah, Ramadhan 1427H akhirnya bisa terengkuh juga, walau baru diawal dari segala keindahannya. Hari pertama shaum, langsung mengingatkan kejadian setahun (Hijriah) lalu, saat mengawali Ramadhan 1426H. Tugas jalan-jalan ke negeri seberang memaksa memulai Ramadhan di luar komunitas yang biasa (maksudnya, biasa tinggal di komunitas kampung Ciparigi yang penuh dengan aktifitas teriakan sahur, pemberitahuan imsak, beduk, adzan, dan kolak).

Saat menjelang Ramadhan 1426H, gw masih terjebak dalam aktifitas di Gent, salah satu kota terindah di Eropa Barat (ini klaim penduduk setempat). Dan berhubung rapatnya waktu dalam kegiatan seharian, gak sempat lagi survey daerah muslim dengan tujuan mencari info mengenai awal dan waktu ritual Ramadhan.

Antisipasi, cepet buka web islamicfinder.org, lalu print waktu sholat. Sayang sekali belum ada kepastian kapan masuk waktu Ramadhan. Dan untuk memastikan lagi, segera kontak rekan-rekan di Enschede (asumsi, waktu Enschede sama dengan waktu Gent, sehingga masuk Ramadhan akan bersama juga). Lepas magrib, didapat berita dari mas Trias via sms, bahwa Masjid Maroko (salah satu masjid besar di Enschede, yang menjadi penutan sebagian muslim Indonesia di sana) menetapkan bahwa besok (5 oktober 2005) sudah masuk Ramadhan. Alhamdulillah.

Sahur minimalisPersoalan kemudian adalah kesiapan sahur. Berhubung di Gent tinggal di tempat kos, dan belum tau dimana ada toko makanan terdekat, jadi bingung cari persiapan sahur. Sementara waktu beranjak malam, ibu kos juga sudah gak bisa (tepanya, gak enak) diganggu dengan permintaan khusus berupa makanan untuk tengah malam, jadinya ya hanya mengandalkan makanan yang tersisa di kamar. Ga papalah, malam ini sahur minimalis.

Alhamdulillah, masih ada aqua, susu, apel, tomat dan pisang… hehehe, ini sahur paling aneh dibanding dengan kebiasaan di kampung.

Puasa hari pertama, lumayan, gak terlalu sulit dilalui. Walau godaan dari “coffee-break” dan “lunch-time” di University cukup menggiurkan… : )

Sahur maksimalisSore, sesampai tempat kos, segera ngobrol dengan ibu kos tentang sahur. Nego memindahkan materi sarapan ke dini hari untuk sahur… Alhamdulillah, ibu kos sangat memahami dan juga mengerti bulan Ramadhan, sekaligus aktifitas Ramadhan (puasa, buka, dan sahur) dan sebelum tidur sudah menyiapkan sarapan sahur. Jadi, kali ini, sahur dengan amunisi lengkap… Beberapa tangkep roti (plus jam buatan ibu kos) dan dua telur setengah mateng sudah disiapkan (ini jatah sarapan), tinggal tambah aqua, susu, jus, dan mi instan.

Alhamdulillah, keunikan sahur-maksimalis kali ini sangat cukup untuk berpuasa disaat suhu luar ruangan berkisar belasan derajat Celcius… : )